Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Efisiensi Penggunaan Kolor dimusim Penghujan



*Duaaar* *Suara petir* *Petir can tropus paleo javanicus * alaah! Diawali dengan suara ledakan petir yang luar biasa dahsyat, akhirnya gue tergerak untuk menulis di blog ini lagi.  APA HUBUNGANNYAAAAAA!

Posting di tahun 2014 ini, gue bakal mengurangi tingkat ke-absurd-an tulisan gue yang menurut data terakhir telah menyebabkan 276 orang yang udah baca tulisan gue sebelum-sebelumnya terkena penyakit Alzheimar level 2. Untuk mengurangi ke-absurd-an tulisan gue, posting kali ini gue bakal bahas hal yang sedikit ilmiah, yaitu tentang “Meningkatkan Efisiensi penggunaan Kolor dimusim penghujan”(Dimane ilmiahnya!!). Ini merupakan salah satu isu penting bagi para ibu-ibu yang suka mencuci pakaian dikala musim penghujan datang. Menurut Buku Dijeh Theory di bab 76, Intensitas ibu-ibu mencuci, berbanding positif dengan munculnya matahari di pagi hari

Ada beberapa alasan kenapa ibu-ibu jadi enggan untuk mencuci: 1. Males, 2. Males banget, 3. Males bingit, 4. Males gara-gara banyak makan cabe. ITU MULES WOII!!


Tapi variabel penting yang menyebabkan ibu-ibu enggan mencuci adalah, turunnya hujan. Seperti pribahasa “Buat apa mencuci jika tidak adak matahari, buat apa mencintai jika akhirnya disakiti”. Tsaaah! Ye elah, Abu Vulkanik!!

 Nyuci -> Jemur -> Turun hujan -> Basah -> SAKIT HATI KALI. Kenalan -> Pendekatan -> Di tolak -> Sedih -> SAKIT HATI KALI. Ya gitu deh skemanya.

Biasanya tingginya curah hujan terjadi pada bulan Januari-Februari. Menurut buku Dijeh Theory bab 76 juga, ini dikarenakan langit yang sedang menangis
Pada jaman dahulu kala, langit dan manusia hidup dengan tentram dibumi (re: Tentram bukan nama orang). Mereka saling melengkapi dan mengasihi. Tapi suatu ketika, manusia mulai lupa dengan langit. Manusia mulai menjadi makhluk hedonisme dan egois. Mereka sering berpesta ketika merayakan hari-hari besar didunia. Suatu hari, ketika ada budaya memperingati pergantian tahun. Tepatnya setiap 1 Januari, Manusia secara membabi buta menyalakan kembang api dan tentunya diarahkan ke langit. Seketika, setiap tanggal 1 Januari, langit selalu kesakitan menahan rasa sakit yang disebabkan oleh manusia. Karena itulah setiap Bulan Januari, hujan datang dengan lebat karena langit sedang MENANGIS. Tamat!

Itulah asal muasal terjadinya musim penghujan di bulan Januari ini.

Dengan turunnya intensitas ibu kita mencuci, maka peningkatan efisiensi penggunaan kolor ini menjadi penting. Kenapa? Banyak gonta-ganti kolor, kolor numpuk ditempat cuci. Nyuci males, gara-gara ujan jadinya ngejemur ga kering. Stok kolor jadi terbatas. That’s the point!

Efisiensi ini dapat dilakukan dengan tidak mengganti kolor selama 2-3 hari. Atau bahkan jangan menggunakan kolor selama musim penghujan. Sangat efisien. Solusi terakhir adalah menggunakan kolor alternatif yang terbarukan...koteka misalnya. 

Gonta-ganti kolor seminimal mungkin for a better future (In January)

Post a Comment for "Efisiensi Penggunaan Kolor dimusim Penghujan"